Kaligrafi adalah unsur ornamen terpenting bagi seniman muslim karena banyak digunakan untuk mengolah ayat-ayat Al-qur'an yang menjadi pegangan hidup. Hal ini telah mengangkat kaligrafi ke puncak kedudukannya yang tinggi, dan membuat beribu salinan Al-qur'an yang elok sempurna dicetak dan diolah dalam aneka corak ilustrasi yang sangat indah.
Kaligrafi Arab lebih dikenal dengan sebutan kaligrafi Islam. Sebelum agama Islam datang, masyarakat Arab menggunakan khat Nabati yang berkembang di zaman Nabi SAW menjadi kaligrafi lembut (mudawwar wa muqowwar) dan kaku (mabsut wa mustaqim) dengan nama-nama Hejazi, Makki, atau Madani sesuai nama-nama tempat kaligrafi berada. Setelah Iraq ditaklukkan, orang-orang Kuffah memodifikasi tulisan kaku menjadi khat Kufi.
Pertumbuhan lebih bergemuruh dimulai dari zaman Umayyah dan Abbasiyah dengan ditemukannya Al-Aqlam al-Sittah atau tulisan enam yang lembut yaitu Sulus, Naskhi, Muhaqqaq, Rayhani, Riqa' dan Tawqi'. Tulisan lembut selain jenis yang enam adalah Tumar, Jalil, Nisf, Sulusain, Gubar, Ta'liq, Nasta'liq, Diwani, dan masih banyak lagi. Ibnu Muqlah datang membuatkan rumus-rumus tulisan yang disebut al-khat al-mansub (kaligrafi berstandar) yang disempurkan oleh Ibnu Bawab dan Yaqut Al-Musta'simi. Sejak itu Kaligrafi berkembang menjadi lebih dari 400 aliran dan nama yang akhirnya menciut menjadi beberapa gaya seperti yang kita lihat sekarang.
Di zaman Fatimiyah usaha-usaha memperelok kaligrafi dilanjutkan dan berpuncak di zaman emas kaligrafi Islam. Tahun 1326 H Departemen Pendidikan Turki Usmani membuka sekolah untuk mengajarkan kaligrafi, seni pahat, dan seni mengolah warna emas untuk seluruh pelajar, sehingga seseorang tidak diterima bekerja kecuali setelah lulus ujian dan memperoleh ijazah kaligrafi. Setelah itu, muncul sekolah-sekolah dan perguruan kaligrafi di Negara-negara Islam yang menambah kesemarakan dan gairah untuk mempelajari kaligrafi.
Di zaman modern kaligrafi semakin diperelok dan diolah dalam aneka teknik dan gaya oleh para tokoh dan master kaligrafi seperti Abdullah al-Zuhdi, Sami, Ibrahim Alauddin, Nazhif, hamid al-Amidi, Hamdullah al-Amasi, Mustafa Izzat, Muhammad Izzat Majid, Rasa, Abdul Aziz al-Rifa'i, Najib Hawaweni, Mamdouh al-Syarif, Husni al-Baba, Muhammad al-Syahat, Sayid Ibrahim, Badwi al-Daerani, Helmi Al-Baba, Hasyim Muhammad al-Baghdadi, Kamil al-Baba, Hassan al-Massoudy, Jalil Rassouli, dan Mus'ad Mustafa Khudir al-Bursa'id.
Akhirnya, banyak khat-khat yang diperlombakan seperti MTQ, sehingga lahir kaligrafer-kaligrafer professional yang kian mempercantik tulisan kaligrafi Islam.
Oleh karena itu kami dari Madinah Tohir Kaligrafi, berupaya untuk melestarikan dengan cara memperkenalkan seni kaligrafi Islam melalui Kursus-kursus kepada anak-anak bahkan hingga jasa pembuatan Kaligrafi di tiap-tiap masjid, musholla, sekolah, dan lain-lain.
(Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA: Koleksi Karya Master Kaligrafi Islam)
(Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA: Koleksi Karya Master Kaligrafi Islam)